Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Lembaga Perlindungan Anak Sayangkan Lambannya Respon RSUD

Sabtu, 07 Mei 2011 | 14.32.00 | 0 komentar

Tulungagung - Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Tulungagung Winny Isnaini menyayangkan lambannya respon pihak RSUD dr Iskak dalam melaporkan kasus percobaan pembunuhan terhadap dua anak kandung oleh ibunya sendiri di Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru.

Padahal, kata Winny, standar operasional prosedur (SOP) dalam kasus kekerasan sebagaimana dialami Andikan (9) serta Intan (1,5) sebenarnya telah dituangkan melalui peraturan bupati (perbup) dan telah disosialisasikan ke seluruh jajaran tenaga kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas.

"Ini bukan berarti polisi pasti akan mempidanakan Jumiati, si ibu yang menjadi pelaku percobaan pembunuhan dua anak tadi. Namun untuk menelusuri permasalahan secara lebih mendalam dan mencari akar permasalahannya," kata Winny, Sabtu.

Aktivis senior yang telah lama malang-melintang dalam dunia perlindungan anak ini memiliki analisa lain dari fakta yang muncul dari kejadian tersebut.

Menurut dia, tindak kekerasan yang mengarah pada percobaan pembunuhan dua anak kandung oleh ibu sendiri tersebut bisa jadi dipengaruhi karakter suami dalam keseharian.

Artinya, perilaku ekstrem Jumiati sangat mungkin muncul akibat perlakuan keras dan cenderung mengintimidasi yang dialaminya dari sang suami. "Berdasar pengalaman kami sebelumnya memang seperti itu. Soal bagaimana sebenarnya, kami kira perlu dilakukan penelusuran masalah lebih lanjut," terangnya.

Dengan logika psikologi seperti itu, Jumiati tidak bisa serta-merta dinyatakan sebagai pelaku. Sebaliknya, ia juga menjadi korban. Depresi yang terus berkelanjutan menyebabkan ibu muda yang baru berusia 29 tahun inipun memilih berbuat nekat untuk menghindari ancaman kekerasan dari suaminya.

"Biasanya perubahan sikap ibu, karena kerap menerima kekerasan dari suaminya," tandas Winny.

Winniy menandaskan, pihak LPA sudah diminta oleh rumah sakit untuk menyelesaikan masalah ini. Sebagai langkah awal, LPA akan memisahkan Jumiati dengan kedua anaknya.

Pemisahan ini agar keduanya bisa mendapatkan rehabilitasi sesuai dengan porsinya masing-masing. Jumiati harus mendapatkan terapi dan dicarikan solusi dari akar permasalahan yang membuatnya berubah keji.

Sementara itu, Andika dan Intan akan dititipkan dalam pengasuhan kerabat yang lain sembari diterapi dari trauma atas peristiwa tersebut.

Diberitakan, seorang ibu muda bernama Jumiati (29) yang tinggal di Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jumat pagi nekat mencoba membunuh dua anak kandungnya sendiri yang masih kecil-kecil sebelum kemudian berusaha bunuh diri dengan cara menghantamkan palu ke arah kepala.

Tindakan nekat yang diduga dilatarbelakangi rasa depresi karena menderita penyakit hipertensi berat itu berhasil digagalkan warga. Namun, kondisi kedua bocah berikut sang ibu terlanjur mengalami luka parah sehingga harus dilarikan ke instalasi rawat darurat RSUD dr Iskak, Tulungagung.

Percobaan pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat pagi ketika Budiono keluar membeli sarapan untuk kedua anaknya serta Jumiati.

Sepulang membeli sarapan, penjual kaset VCD keliling itu mengaku terkejut karena banyak warga yang berkerumun di depan rumahnya menolong kedua anaknya yang berlumuran darah dan menangis sesenggukan.

Sumber: Antara

Posting Komentar